Pages

Subscribe:

Selasa, 01 November 2011

Untung di Balik Sial

Ada keuntungan di balik kesialan. Sial itu bukan hambatan dan sifatnya sementara. Dan kesialan itu akan sirna, jika segera memulainya dengan kebaikan.

Adalah anggapan keliru jika dikatakan sial sebagai sesuatu yang tidak menguntungkan bagi setiap orang. Sementara Tuhan memberikan hambatan yang diterima manusia sebagai kesialan, sebagai upaya untuk kita memperbaiki diri. Sehingga manusia mampu menyikapi kerugian dan kesalahannya untuk kemudian mencapai keberhasilan.

Itulah tujuan Tuhan yang tidak berkurang sedikitpun kekayaanNya dengan memberikannya pada seluruh umat. Hal ini diperlukan olehNya untuk kita memperbaiki diri dengan adanya kesialan tersebut, agar kita bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sehingga kita menerima sinar yang baiknya akan menjadi kesempatan yang baik.

Bukankah di balik datangnya kesulitan ada kemudahan ? Karena itu, jangan menganggap sial sebagai sebuah bencana. Begitupun, itu semua tergantung bagaimana kita melihatnya. Jika kita lihat dari sisi negatif, maka kita akan menjumpai yang namanya kesialan

Kesempatan Datang Berkali-kali

Banyak di antara kita hanya menyukai hal-hal yang mudah dan janji dengan keuntungan besar serta yang tidak merepotkan untuk dikerjakan. Kemudian, ketika mengalami kesulitan kita namakan sial.
Kita hanya ingin mencari gampangnya saja. Contohnya, ketika pada seorang anak kecil ditawarkan pilihan koin emas dan uang seribu, si anak akan mengambil yang dianggapnya besar dan bernilai. Uang seribu itu diambilnya daripada koin emas.

Sementara Tuhan memberi sinyalnya dengan ketidakmudahan yang awalnya sulit dilakukan. Yakni, agar kita bisa lebih bersungguh-sungguh berupaya. Seperti seorang anak diminta orangtuanya berlari cepat. Dengan kesungguhannya, si anak mampu melewati rintangan dan kesulitannya, mampu berlari cepat seperti yang diinginkan oleh orangtuanya.

Itulah cara Tuhan meminta kita bersungguh-sunguh dalam bekerja. Dia memberi hambatan agar kita mengoreksi diri, apakah kita sudah bersungguh-sungguh. Bila masih ada yang perlu diperbaiki, Ia memerintahkan kita untuk segera memperbaiki diri.

Dalam hidup ini, Tuhan memberi kesempatan pada umatNya berkali-kali. Bukan satu kali. Kalaupun kesempatan terlihat datang satu kali, itu karena hanya terlihat dalam satu pintu. Kesempatan itu selalu datang berkali-kali. Hanya saja, wajah datangnya berganti-ganti. Kadang datang dalam bentuk atasan yang kasar atau sebaliknya sedang mendapat pujian.

Semua itu dimaksudkan, agar kita berhati-hati dalam menerima datangnya kesempatan. Sehingga tidak timbul penyesalan di kemudian hari. Bukankah adanya penyesalan setelah berlalunya kesempatan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar